Sahabat MammaSIP yang Ayla sayangi, di sini Sahabat diharapkan akan dapat menjelaskan ragam terapi Kanker Payudara, serta kedudukan terapi alternatif dan herbal pada pengobatan Kanker Payudara.
Mastektomi adalah operasi yang membuang seluruh payudara.
Operasi mastektomi pada Kanker Payudara invasif harus meliputi pula operasi pada kelenjar getah bening (KGB) ketiak.
Saat ini operasi terbaik untuk Kanker Payudara bukan lagi yang harus membuang payudara paling banyak
Keberhasilan pengobatan Kanker Payudara lebih ditentukan oleh pengobatan (operasi dan terapi tambahan lainnya) sesuai standar ilmu terkini yang bisa didapatkan pasien.
#Sayangi Dirimu!
#Sayangi Dirimu!
Rekonstruksi atau Onkoplasti: operasi untuk membentuk kembali payudara baik setelah mastektomi maupun BCS.
Teknik operasi ini dikembangkan karena penyintas Kanker Payudara berhak memiliki kualitas hidup yang baik.
Angka ketahanan hidup penyintas pasien Kanker Payudara dengan atau tanpa operasi rekonstruksi/onkoplasti sama saja.
#Sayangi Dirimu!
Sentinel Lymph Node (SLN) adalah kelenjar getah bening yang mendapat penyebaran pertama sel kanker
SLNB dilakukan pada kanker payudara yang secara klinis belum terdapat pembesaran KGB di ketiak (stadium dini)
SLNB merupakan cara menyeleksi kasus yang perlu dilakukan diseksi aksila atau tidak perlu.
Jika SLN tidak mengandung penyebaran kanker, maka tidak perlu dilakukan diseksi aksila, sehingga mengurangi risiko limfedema
Hanya jika SLN mengandung penyebaran kanker maka harus dilakukan diseksi aksila.
#Sayangi Dirimu!
#Sayangi Dirimu!
Kemoterapi adalah obat kanker yang bertujuan membunuh sel kanker.
Tidak benar kemoterapi menyebabkan perburukan kondisi pasien jika diberikan sesuai indikasi.
Efek samping kemoterapi umumnya dapat ditoleransi oleh pasien dengan persiapan yang baik.
Tidak ada alasan bagi pasien untuk takut terhadap kemoterapi, karena penyakit kanker harus diobati.
Indikasi dan pemilihan jenis obat kemoterapi akan ditentukan oleh dokter serta didiskusikan dengan pasien.
Pasien berhak mengetahui obat kemoterapi yang sebaiknya didapatkan.
#Sayangi Dirimu!
Obat kanker yang ditujukan pada Kanker Payudara dengan reseptor hormon (Estrogen Reseptor/ER dan Progesteron Reseptor/PR) positif.
Prinsip terapi hormon: menghentikan produksi hormon estrogen (dari indung telur, lemak tubuh dan kelenjar anak ginjal) atau menghambat pertemuan estrogen dengan ER/PR.
Terapi hormon umumnya akan memberi hasil sesuai harapan, jika ER > 9%.
Efek samping terapi hormon secara umum lebih ringan dari pada kemoterapi.
#Sayangi Dirimu!
Saat ini, terapi target anti HER2 ditujukan untuk Kanker Payudara yang memiliki reseptor HER2.
Efek samping terapi target anti HER2 lebih ringan dibandingkan kemoterapi.
Efektivitas obat anti HER2 sudah dibuktikan dalam berbagai penelitian skala besar di dunia, memberi manfaat bagi pasien Kanker Payudara.
#Sayangi Dirimu!
Imunoterapi adalah pendatang baru terapi Kanker Payudara.
Imunoterapi bertujuan mengaktifkan kembali sistem pertahanan tubuh terhadap kanker.
Saat ini indikasi imunoterapi adalah untuk Kanker Payudara tripel negatif stadium lanjut.
#Sayangi Dirimu!
Prinsip radioterapi adalah membunuh sel kanker menggunakan sinar pengion.
Radioterapi wajib diberikan jika operasi Kanker Payudara berupa lumpektomi atau Breast Conserving Surgery (BCS).
Radioterapi pasca mastektomi diberikan jika terdapat indikasi (tumor berukuran besar, batas sayatan dekat dengan tumor, terdapat kelenjar getah bening ketiak yang positif mengandung penyebaran kanker -- terutama jika jumlahnya >3).
#Sayangi Dirimu!
Uji pengetahuanmu dengan kuis MammaSIP
Terapi yang diperbolehkan diberikan kepada pasien adalah terapi yang sudah melewati 3 fase uji klinis dan diumumkan keamanannya oleh badan kesehatan yang berwenang.
Testimoni bukanlah uji klinis dan belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Menggunakan terapi yang belum melewati uji klinis berarti menyediakan diri menjadi orang percobaan.
Menunda pengobatan medis kanker karena penggunaan terapi non-standar terlebih dulu dapat berakibat fatal!
#Sayangi Dirimu!
Hati-hati dengan maraknya klinik atau oknum mengaku dokter/ilmuwan dari luar negeri namun melakukan pengobatan yang tidak sesuai standar.
Pengobatan kanker yang menjanjikan segala sesuatu yang terlalu mudah dan enak, justru harus diwaspadai.
#Sayangi Dirimu!
Kedokteran modern tidak memusuhi herbal.
Beberapa obat yang digunakan kedokteran modern juga berasal dari herbal.
Obat yang berasal dari herbal juga harus melewati 3 fase uji klinis jika ingin dinyatakan memiliki khasiat menyembuhkan suatu penyakit.
Obat herbal yang belum melalui uji klinis tidak bisa tiba-tiba menjadi manjur karena dibarengi doa atau dzikir.
Doa dan dzikir dengan ikhtiar pengobatan standar yang sudah diuji justru akan lebih baik.
Menggunakan terapi herbal sebagai tambahan terapi medis harus hati-hati terhadap kemungkinan interaksi obat yang berbahaya, karenanya konsultasikan dulu dengan dokter.
#Sayangi Dirimu!
Hati-hati dengan klinik herbal yang mengaku membawa teknologi dari luar negeri namun hanya oknum yang mengaku dokter umum yang menemui pasien.
Hati-hati pula dengan klinik herbal yang menggunakan agama untuk menjanjikan kesembuhan. Ingat, agamapun mengajarkan kita untuk tetap berikhtiar secara rasional.
Terdapat juga klinik yang memberi nama terapinya seakan-akan seperti pengobatan standar namun tidak mampu menjelaskan desain terapi kanker secara logis untuk pasien
Menunda pengobatan medis kanker karena ingin coba-coba cara lain dulu, dapat mengakibatkan kanker berkembang menjadi stadium lebih lanjut.
#Sayangi Dirimu!
Uji pengetahuanmu dengan kuis MammaSIP
Sahabat MammaSIP, Ayla ingin menjelaskan tentang efek samping dari terapi Kanker Payudara yang berupa operasi atau pembedahan. Kata ‘efek samping’ mungkin terdengar menyeramkan bagi Sahabat MammaSIP. Meskipun demikian, efek samping yang ditimbulkan oleh suatu terapi belum tentu terjadi dan seringkali berbeda-beda pada setiap pasien.
Di samping itu, terdapat manfaat yang jauh lebih besar daripada efek samping tersebut. Oleh karena itu, Ayla ingin mengajak Sahabat MammaSIP mengulas efek samping yang berpotensi muncul dari operasi Kanker Payudara sebagai salah satu upaya untuk senantiasa menyayangi diri. Ingat, Sayangi Dirimu!
A. Efek Samping Operasi Mastektomi (Pengangkatan Seluruh Payudara)
B. Efek Samping Operasi Breast-Conserving Surgery atau BCS (Pengangkatan Sebagian Area Payudara yang Mengandung Kanker Saja Serta Tindakan Pada Kelenjar Getah Bening Ketiak)
Tindakan operasi BCS juga berpotensi menimbulkan efek samping yang sama seperti mastektomi. Meskipun demikian, umumnya lebih minimal karena luas area operasi BCS yang lebih kecil. Efek samping lainnya adalah nekrosis (kematian) sel lemak. Efek samping ini jarang, terjadi hanya pada sekitar 1% pasien, tidak berbahaya, dan umumnya baru terjadi 12 bulan pasca operasi BCS. Gejalanya adalah benjolan kemerahan dan nyeri, seperti kulit di atasnya seakan-akan tertarik ke bawah. Benjolan ini bukanlah tumor yang kambuh, namun untuk memastikannya Sahabat MammaSIP perlu berkonsultasi dengan dokter.
C. Efek Samping Operasi Rekonstruksi Payudara (Pembentukan Payudara Kembali Setelah Mastektomi Maupun BCS)
Setelah rekonstruksi payudara, pasien juga dapat mengalami efek samping seperti lelah, nyeri, atau bengkak. Selain di area dada, efek samping juga bisa terjadi pada area operasi “donor” rekonstruksi, misalnya perut, punggung, atau bokong. Meskipun demikian, efek tersebut akan membaik dalam beberapa minggu.
D. Cara Pijat Payudara dengan Rekonstruksi
Implan Silikon
Sahabat
MammaSIP, selalu sayangi dirimu. Kontraktur dapat dicegah dengan melakukan
teknik pemijatan seperti gambar di atas. Tujuannya adalah untuk meregangkan
jaringan parut di sekitar implan. Pemijatan dapat dimulai sejak satu minggu
pascaoperasi. Pemijatan dapat dilakukan tiga kali setiap hari dengan durasi
minimal lima menit setiap kalinya. Frekuensi ini dipertahankan sampai satu
bulan pertama. Kemudian pemijatan dapat dikurangi menjadi dua kali sehari mulai
bulan kedua pascaoperasi. Setelahnya, dilakukan satu kali sehari dan sebaiknya
tetap dilakukan sepanjang hidup.
Referensi:
1. Sobri FB, Wibisana IG, Rachman A, Wahyono Y, Soeis DS, Halim ON, et al. Cerdas menghadapi Kanker Payudara
2. Memahami ragam
terapi Kanker Payudara dan tips menghadapinya dengan tepat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama; 2020.
Sahabat MammaSIP, kali ini Ayla ingin mengajak untuk bersama-sama mengenali apa saja efek samping diseksi aksila. Penjelasan ini bermaksud untuk membuat Sahabat MammaSIP dapat mengambil sikap yang tepat untuk mengatasinya.
Sahabat MammaSIP, setelah menjalani operasi kanker payudara, jangan lupa tetap sayangi dirimu. Terutama, bagi Sahabat MammaSIP yang mendapatkan terapi operasi diseksi aksila.
Sahabat MammaSIP, seperti terapi kanker pada umumnya, kemoterapi juga berpotensi menimbulkan efek samping. Meskipun demikian, Ayla ingatkan bahwa jenis dan intensitas efek samping pada setiap individu berbeda-beda dan tidak semua pasien akan mengalaminya.Sementara, manfaat yang didapatkan dari sebuah terapi yang sudah terbukti efektivitasnya, tentu jauh melebihi efek sampingnya.
Sahabat MammaSIP, agar dapat menyayangi dirimu dengan baik dan mengambil sikap yang tepat, Ayla ingin berbagi informasi mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh terapi hormonal Kanker Payudara. Sahabat MammaSIP, ketika mendengar kata “efek samping”, banyak sekali dari kita yang cenderung ketakutan sehingga menolak menerima pengobatan. Padahal, efek samping itu tidak selalu muncul, tidak selalu perlu ditakuti, pun intensitas dan macamnya dapat berbeda-beda pada setiap individu. Supaya tidak khawatir berlebihan, Ayla ingin mengajak Sahabat MammaSIP bersama-sama mempelajari hal itu.
Sahabat MammaSIP, Ayla tahu kata-kata ‘efek samping’ dari suatu pengobatan memang terkesan menakutkan dan membuat khawatir. Tidak sedikit yang menolak pengobatan karena kekhawatiran terhadap efek samping yang dapat ditimbulkan. Padahal, efek samping dari suatu pengobatan tidak selalu muncul pada setiap pasien. Kalaupun terjadi, jenis dan intensitasnya juga dapat berbeda-beda. Agar Sahabat MammaSIP selalu menyayangi dirimu, kali ini Ayla ingin mengajak Sahabat MammaSIP untuk belajar bersama mengenai efek samping dari terapi target.
Sahabat MammaSIP, kali ini Ayla akan berbagi informasi tentang imunoterapi sebagai salah satu pilihan terapi kanker payudara. Seperti obat lainnya, pasien yang memperoleh imunoterapi juga berpotensi mengalami efek samping. Meskipun kata “efek samping” terkesan mengkhawatirkan, tetapi Sahabat MammaSIP tidak perlu merasa takut.
Sahabat MammaSIP, sama seperti terapi lainnya, terapi radiasi pun memiliki efek samping.. Sebagaimana terapi yang lain, efek samping terapi radiasi juga tidak selalu terjadi pada setiap pasien. Efek samping yang muncul dapat berbeda-beda, baik secara jenis maupun intensitasnya. Tanpa bosan, Ayla ingin mengajak Sahabat MammaSIP untuk menyayangi dirimu dan bersama-sama belajar mengenai efek samping dari terapi radiasi. Ayla berharap agar Sahabat MammaSIP dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi efek samping yang mungkin dialami.