Sahabat MammaSIP yang Ayla sayangi, di sini Sahabat diharapkan akan dapat menjelaskan faktor-faktor risiko Kanker Payudara dan mampu memanfaatkan informasi tersebut dalam kehidupan. Mari, Sayangi Dirimu.
Jenis kelamin perempuan memberikan faktor risiko Kanker Payudara
Risiko tersebut karena adanya hormon estrogen yang memberi siklus periodik (haid) pada perempuan
Kemungkinan laki-laki mendapat Kanker Payudara hanya sekitar 1%.
#Sayangi Dirimu!
Semakin tua perempuan, risiko mendapat Kanker Payudara semakin tinggi.
Peningkatan risiko Kanker Payudara yang bermakna dimulai sejak usia 40 tahun.
Risiko tertinggi mendapat Kanker Payudara di usia 70 tahun.
Setelah usia 70 tahun risiko mendapat Kanker Payudara tetap setinggi itu (tidak naik ataupun turun).
#Sayangi Dirimu!
Semakin cepat perempuan mendapat haid pertama dan semakin lambat mengalami menopause, risiko Kanker Payudara akan meningkat
Kebiasaan olah raga atau kegiatan fisik pada anak perempuan dapat menunda dimulainya haid teratur.
#Sayangi Dirimu!
Hamil hingga melahirkan setidaknya satu kali, menurunkan risiko mendapat Kanker Payudara.
Menyusui setidaknya 4 bulan juga menurunkan risiko mendapat Kanker Payudara
Perlindungan bermakna terhadap Kanker Payudara sebagai hasil dari pernah hamil dan menyusui, baru didapatkan perempuan setelah 10 tahun sejak melahirkan anak pertama.
Namun perlu waspada pada saat hamil dan menyusui, karena saat itu justru risiko mendapat Kanker Payudara agak meningkat diakibatkan pertumbuhan sel-sel payudara yang cepat.
#Sayangi Dirimu!
Kontrasepsi (KB) yang menggunakan hormon (misal: pil, suntik, dan susuk) dapat meningkatkan risiko terkena Kanker Payudara
Risiko kanker tidak berhubungan dengan lama penggunaannya
Kontrasepsi menggunakan hormon dapat digunakan dengan relatif aman pada wanita muda (<35 tahun) yang tidak memiliki faktor risiko Kanker Payudara lain.
#Sayangi Dirimu!
Terapi hormonal pasca menopause dapat meningkatkan risiko terkena Kanker Payudara.
Risiko terkena Kanker Payudara akan semakin meningkat dengan semakin lama penggunaan terapi hormonal pasca menopause.
#Sayangi Dirimu!
Uji pengetahuanmu dengan kuis MammaSIP
Berat badan yang berlebih meningkatkan kadar hormon estrogen dalam darah.
Meningkatnya kadar hormon estrogen meningkatkan risiko Kanker Payudara.
Karena itu, berat badan berlebih meningkatkan risiko Kanker Payudara.
#Sayangi Dirimu!
#Sayangi Dirimu!
Hindari kebiasaan minum alkohol.
Alkohol dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam darah.
Konsumsi alkohol melebihi standar setiap hari meningkatkan risiko mendapatkan Kanker Payudara
catatan untuk standar:
1 gelas (250 ml) bir atau
1 gelas kecil (100 ml) anggur atau
1 gelas (250 ml) campuran spirit atau
1 gelas ukuran (30 ml) spirit.
#Sayangi Dirimu!
Kanker Payudara yang diturunkan dalam keluarga hanyalah 10%.
90% pasien Kanker Payudara lain mendapatkannya tanpa ada riwayat Kanker Payudara dalam keluarga.
Harus waspada jika:
Keluarga lingkar pertama: ibu / anak / adik / kakak kandung.
#Sayangi Dirimu!
Bencana radiasi seperti bom atom di Hiroshima dan ledakan instalasi nuklir di Chernobyl meningkatkan risiko terkena kanker.
#Sayangi Dirimu!
Uji pengetahuanmu dengan kuis MammaSIP
Sahabat MammaSIP pasti sering bertanya-tanya apa itu kanker? Apa bedanya dengan tumor? Ayla akan menjelaskannya untuk Sahabat MammaSIP sekalian. Yuk, disimak! Perlu Sahabat MammaSIP ketahui bahwa definisi tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Tumor dapat bersifat jinak dan umumnya tidak berbahaya, tetapi dapat juga bersifat ganas yang berakibat fatal. Tumor ganas inilah yang disebut sebagai kanker.
Apakah Sahabat MammaSIP tahu bahwa Kanker Payudara adalah penyakit kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia? Penyebab kanker adalah mutasi gen yang menyebabkan kesalahan pembelahan sel. Namun, mutasi gen bukan berarti penyakit keturunan. Untuk Kanker Payudara, risiko terkena Kanker Payudara berdasarkan keturunan hanya sebesar 10%. Artinya, seseorang yang mengalami Kanker Payudara tidak selalu disebabkan karena faktor keturunan.
Untuk kewaspadaan, penting bagi sahabat MammaSIP untuk mengetahui faktor-faktor risiko lainnya untuk dapat mengambil langkah-langkah pencegahan. Namun harus dipahami, memiliki faktor risiko bukan berarti Anda sudah pasti akan terkena Kanker Payudara. Demikian pula dengan tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak akan terkena Kanker Payudara. Dalam menyikapi faktor risiko Kanker Payudara, Sahabat MammaSIP dapat melakukan perubahan gaya hidup untuk menurunkan risiko terkena Kanker Payudara yang dapat dimodifikasi. Ingat, Sayangi Dirimu!
Berikut di bawah ini adalah faktor-faktor risiko Kanker Payudara selain keturunan:
A. Faktor Reproduksi
B. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Bagi perempuan yang baru mulai atau sedang menggunakan kontrasepsi hormonal (misalnya pil KB), akan lebih rentan terkena Kanker Payudara. Risiko Kanker Payudara meningkat tidak ada kaitannya dengan lama penggunaan, melainkan sudah ada sejak pertama kali menggunakan. Namun pada perempuan berusia kurang dari 35 tahun jika tidak ada faktor risiko lain Kanker Payudara, penggunaan kontrasepsi hormonal dianggap relatif aman. Jika seorang perempuan menghentikan penggunaan kontrasepsi hormonal, risiko Kanker Payudara akan perlahan menurun dan kemudian risiko itu akan hilang setelah 10 tahun penghentian pemakaian.
C. Terapi Sulih Hormon Pada Perempuan Menopause
Beberapa perempuan merasakan gangguan saat mengalami menopause sehingga dokter memberikan terapi sulih hormon. Namun perlu diketahui bahwa menurut penelitian, terapi sulih hormon pada perempuan menopause justru akan meningkatkan risiko Kanker Payudara sejak awal penggunannya. Penggunaan secara terus-menerus akan semakin meningkatkan risiko seiring berjalannya waktu. Jika terapi sulih hormon dihentikan, risiko Kanker Payudara akan menurun bertahap dan menghilang setelah lebih dari 10 tahun berhenti terapi.
D. Gaya Hidup
Aktivitas Fisik
Berdasarkan penelitian, perempuan yang memiliki banyak aktivitas fisik atau olahraga secara teratur akan memiliki risiko rendah terkena Kanker Payudara. Olahraga yang dianjurkan adalah sebanyak 5 kali per minggu dengan durasi masing-masing 30 menit dan melakukan jenis olahraga level sedang
Berat Badan
Indeks Massa Tubuh Perempuan (IMT) pada perempuan Asia dianjurkan berada pada kisaran 20-23 kg/m2. Berat badan yang berlebih atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena Kanker Payudara.
Perokok Aktif Maupun Pasif
Berbagai penelitian dalam skala besar menyatakan bahwa ada hubungan merokok dalam jangka waktu lama dengan meningkatnya risiko Kanker Payudara. Hal ini disebabkan karena jaringan payudara lebih sensitif terhadap zat karsinogen (zat penyebab kanker), terutama pada masa antara awal pubertas sampai kehamilan pertama. Risiko ini berlaku untuk perokok aktif maupun pasif. Penelitian lain menyatakan bahwa kematian akibat Kanker Payudara sangat tinggi pada perempuan tanpa memandang usianya, terkhusus yang merokok di atas 20 bungkus per tahunnya.
Kebiasaan Minum Alkohol
Kebiasaan meminum alkohol 1-2 porsi (30-50 gram) per hari akan meningkatkan risiko terkena Kanker Payudara. Hal ini dikarenakan alkohol mampu meningkatkan kadar hormon estrogen dalam darah, selain merusak DNA (materi genetik yang menentukan karakter sel) dalam sel yang dapat memicu pembentukan kanker.
E. Riwayat Kelainan Payudara
Kista Payudara
Kista adalah kelainan berupa rongga yang berisi cairan pada organ tubuh. Kista juga dapat terbentuk pada payudara. Pada umumnya kista pada payudara tidak meningkatkan terjadinya risiko Kanker Payudara. Oleh karena itu, keberadaan kista sederhana di payudara tidak perlu dikhawatirkan.
Tumor Jinak
Riwayat tumor jinak akan sedikit meningkatkan risiko terkena Kanker Payudara pada seorang perempuan. Oleh karena itu, bagi perempuan yang pernah memiliki tumor pada payudaranya, sebaiknya menjalani pemeriksaan klinis rutin minimal satu tahun sekali.
Ingat Sahabat MammaSIP… Sayangi Dirimu!
Referensi :
1. Sobri, FB., dkk. Cerdas Menghadapi Kanker Payudara. Sinergi Publishing. Jakarta, 2017.